Luasnya Makna Sedekah

Luasnya Makna Sedekah

Suatu kala Nabi Muhammad SAW mengingatkan jangan melepaskan satu hari berlalu tanpa sedekah. “Tiap-tiap jiwa keturunan Adam tanpa kalau harus bersedekah setiap hari di mana matahari terbit di dalamnya.”

Salah seorang kawan baik yang jadi tidak punyai berlebihan harta untuk disedekahkan bertanya; Bagi orang layaknya kami bagaimana dapat bersedekah, wahai Rasulullah?

Nabi menjelaskan; “Sesungguhnya pintu kebajikan itu banyak. Mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil dengan khidmat dan khusu, merupakan sedekah. Mengajak orang kepada yang baik dan melarang dari yang mungkar merupakan sedekah. Menyingkirkan batu dari jalur untuk memudahkan orang lewat, merupakan sedekah. Menuntun orang buta menyeberang jalan, merupakan sedekah. Memberi wejangan kepada orang yang bertanya kepadamu, merupakan sedekah. Membantu orang-orang yang lemah dengan kebolehan dua betismu dan dua lenganmu, adalah sedekah. Bahkan senyumanmu kala berhadapan dengan saudaramu, terhitung merupakan  sedekah.” (H.R. Bukhari dan Muslim) https://makanberkah.com/ 

Hadis di atas berikan pemahaman bahwa sedekah punyai makna yang luas. Setiap orang dapat melakukannya. Sedekah tidak dibatasi didalam bentuk materi yang hanya orang-orang dapat dan kaya dapat melakukannya. Ucapan yang menyejukkan hati atau senyum simpatik kepada orang lain terhitung merupakan sedekah. Tidak dipersoalkan sedekah itu banyak atau sedikit, berbentuk materi atau bukan, tetapi yang mutlak ialah keinginan dan niat suci untuk mengukir jasa baik sepanjang hidup.

Sedekah berarti betapa luasnya lapangan amal kebajikan bagi seorang muslim. Setiap orang dapat berpartisipasi. Sedekah berfaedah merekat hubungan antar-manusia berlandaskan rasa empati, kasih sayang, dan persaudaraan. Memberi adalah sumber kebahagiaan. Seorang muslim jadi bahagia kalau dapat membahagiakan orang lain di sekitarnya.

Ketika seorang kawan baik bertanya kepada Nabi, “Siapakah manusia yang paling baik?” Nabi menjawab, “Orang yang berikan manfaat kepada orang lain.” Sahabat itu bertanya lagi, “Amal apa yang paling utama?” Dijawab,  “Memasukkan rasa bahagia pada hati orang yang beriman." (H.R. Thabrani)

Sejarah mengabadikan khutbah pertama Nabi Muhammad SAW di Madinah, setelah hijrah dari Mekkah, didalam peluang shalat Jumat pertama di th. pertama Hijriyah, menyampaikan keutamaan sedekah. “Maka siapa yang dapat memelihara dirinya dari (siksa) neraka, walau dengan hanya sepotong korma, maka lakukanlah itu. Dan siapa yang tidak meraih (suatu apa pun), maka dengan ucapan kata-kata yang baik. Sesungguhnya segala kebajikan akan diberi ganjaran sepuluh kali hingga tujuh ratus kali lipat.”

Dalam sebuah hadis dijelaskan tipe amal jariyah yang perihal secara segera dengan keperluan dan kemaslahatan umum. “Sesungguhnya amal saleh yang akan menyusul seorang mukmin setelah dia meninggal dunia kelak, ialah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, anak saleh yang dia tinggalkan, mushaf Quran yang dia wariskan, masjid yang dia bangun, tempat tinggal tempat datang musafir yang dia dirikan, sungai (irigasi) yang dia alirkan, dan sedekah yang dia keluarkan di pas sehat dan tetap hidup. Semua itu akan menyusul kala seseorang meninggal dunia kelak.”  (H.R. Ibnu Majah dan Baihaqi).

Semua amal jariyah yang berikan manfaat kepada sesama, akan tetap mendatangkan pahala bagi pelakunya meski sudah meninggalkan alam dunia. Sebagian besar amal jariyah tetap perihal dengan kehidupan sosial dan kemanusiaan. Spirit sedekah harus diamplifikasi untuk menangkal sikap mementingkan diri sendiri, kesenjangan sosial dan pengagungan materi yang menyebabkan kerusakan keharmonisan kehidupan didalam masyarakat.

Salah seorang ulama, Bisyr al-Hafi didalam kutipan Dr. Syekh Yusuf Al-Qaradhawi pada Fiqih Prioritas menuturkan, Kalau kaum muslimin berkenan memahami, punyai keimanan yang benar, dan jelas makna fiqih prioritas, maka dia akan merasakan kebahagiaan yang lebih besar dan situasi kerohanian yang lebih kuat, setiap kali dia dapat mengalihkan dana ibadah haji (bagi yang sudah dulu menunaikan haji yang wajib) untuk memelihara anak-anak yatim, berikan makan orang-orang yang kelaparan, berikan tempat perlindungan kaum yang terlantar, menyembuhkan orang sakit, mendidik orang-orang yang tidak berilmu, atau berikan peluang bekerja kepada mereka yang menganggur.

Setiap muslim, didalam spirit taat kepada Allah dan hiraukan kepada sesama, direkomendasi tetap menanam kebajikan dengan berbuat baik bagi kepentingan sesama sebagai sarana yang mengantarkan  kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Ali Syariati, pemikir muslim asal Iran mengatakan, Seorang yang saleh tak akan dibiarkan sendiri oleh kehidupan. Kehidupan akan menggerakkannya dan zaman akan mencatat amal baiknya. Wallahu alam bisshawab.